Rechercher dans ce blog

Tuesday, January 28, 2020

Konspirasi Seputar Virus Korona, Begini Jawaban Pengamat Intelijen - Indozone.id

INDOZONE.ID - Penyebaran virus korona di kota Wuhan, Tiongkok ramai menjadi isu dunia sejak pekan lalu. Bahkan, baru-baru ini menyeruak sebuah teori konspirasi yang menyebutkan bahwa Novel Coronavirus atau 2019 nCoV adalah hasil rekayasa. Baik secara sengaja disebarkan sebagai alat bioterorisme atau tidak sengaja tersebar karena kecerobohan.

Pengamat Intelijen Stanislaus Riyanta mengatakan, Tiongkok diketahui memiliki laboratoriun penelitian virus paling maju yang dikenal dengan Wuhan Institute of Virology. 

Adalah Dany Shoham, mantan perwira intelijen militer Israel yang mempelajari perang bio Tiongkok, menyebutkan bahwa institut tersebut terkait dengan program senjata biologi rahasia Beijing. Shoham sendiri adalah doktor mikrobiologi medis dan analis senior intelijen militer Israel dengan pangkat Letnan Kolonel. 

Dany Shoham menyebutkan bahwa Wuhan memiliki dua laboratorium yang terhubung dengan program bio-warfare.  Shoham juga menduga bahwa virus korona berasal dari laboratorium Wuhan.

Meskipun demikian kabar ini masih sulit diterima secara logis, karena jika virus tersebut berasal dari laboratorium Wuhan, maka potensi terpapar pertama kali justru dari petugas laboratorium tersebut. Logika lainnya jika penyebaran ini memang disengaja oleh Tiongkok tentu kurang masuk akal karena jika ingin menyebarkan virus korona pasti bukan di daerahnya sendiri. 

Menurut Stanislaus, Shoham tentu mempunyai tujuan khusus dengan pernyataan di atas. 

"Shoham adalah orang Israel. Bukan menjadi rahasia lagi bahwa Israel sangat dekat dengan Amerika Serikat yang saat ini sedang menghadapi perang dagang cukup sengit dengan Tiongkok," jelas Stanislaus kepada Indozone, saat dihubungi, Selasa (28/1/2020).

"Pernyataan Shoham dibantah oleh Tiongkok. Selain itu Tiongkok juga membantah memiliki senjata biologis ofensif. Tiongkok juga menyebutkan bahwa virus tersebut tidak diketahui asal usulnya."

Stanislaus mengatakan, virus korona sangat berbahaya secara global karena wilayah Wuhan adalah salah satu pusat industri di Tiongkok. Dari 500 perusahaan terbesar di dunia, 230 di antaranya berinvestasi di Wuhan.

Hal ini berkorelasi dengan konektivitas Wuhan dengan kota-kota besar di negara lain sangat tinggi. Data di bandar udara internasional Wuhan beberapa tahun yang lalu saja sudah melayani lebih dari 3.300 penumpang setiap hari dengan penerbangan langsung ke Asia, Eropa, Amerika, Timur Tengah dan Australia.

"Beberapa bulan sebelum virus korona menyerang manusia, tepatnya pada Oktober 2019, Wuhan menjadi tuan rumah dari pelaksanaan The 2019 Military World Games. Lebih dari 100 negara mengikuti acara tersebut. Acara seperti ini bisa menciptakan celah kerawanan, sehingga memudahkan pihak-pihak tertentu jika akan menyusupkan virus korona tersebut ke kota Wuhan," tuturnya. 

Menurut Stanislaus, jika dilhat dari model ancaman yang terjadi serta celah kerawanan yang ada, maka dugaan kuat dari kasus penyebaran virus korona di Wuhan adalah akibat dari serangan sistematis aksi bioterorisme. 

Target dari bioterorisme adalah Tiongkok dan dengan sasaran khusus di Wuhan karena di kota ini terdapat pusat bisnis yang bisa berdampak terhadap ekonomi Tiongkok secara siginifikan. Selain itu juga terdapat Wuhan Institute of Virology sehingga bisa menjadi bahan propaganda bahwa ini adalah kebocoran dari laboratorium tersebut.

Propaganda yang mengarah kepada kecerobohan Tiongkok dan narasi-narasi menggiring opini bahwa virus korona ini menyebar karena kesalahan atau bahkan ulah Tiongkok terus terjadi, dengan dukungan banyak pihak yang mempunyai kepentingan mendeskreditkan Tiongkok. 

Namun demikian, hal yang lebih penting adalah bagaimana semua pihak melakukan langkah-langkah yang tepat agar kasus virus corona ini tidak menjadi bencana global dan tidak menjadi inspirasi untuk melemahkan negara tertentu.

"Dari sisi teknis, Kemenkes sudah melakukan upaya dengan baik untuk mencegah dan menangani jika terjadi, yang lebih penting juga bagi pemerintah untuk meningkatkan kemampuan deteksi dini dan cegah dini ancaman terutama yang bentuknya semakin tidak konvensional dan sulit ditebak," pungkas Stanislaus. 

Artikel Menarik Lainnya:

Let's block ads! (Why?)



"Begini" - Google Berita
January 28, 2020 at 04:18PM
https://ift.tt/36x7iBy

Konspirasi Seputar Virus Korona, Begini Jawaban Pengamat Intelijen - Indozone.id
"Begini" - Google Berita
https://ift.tt/2SRqpmF
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

No comments:

Post a Comment

Search

Featured Post

‘The Creep Tapes’: You’ve Never Seen a ‘Craigslist Killer’ Quite Like This - The Daily Beast

[unable to retrieve full-text content] ‘The Creep Tapes’: You’ve Never Seen a ‘Craigslist Killer’ Quite Like This    The Daily Beast &quo...

Postingan Populer