Aplikasi video streaming Hooq dipastikan tak akan lagi beroperasi mulai 30 April mendatang. Hal ini menindaklanjuti keputusan pemegang sahamnya untuk melikuidasi perusahaan.
Setelah tanggal 30 April nanti, pelanggan Hooq dilaporkan tidak akan lagi dibebankan biaya, pengguna baru juga tidak lagi dapat mendaftar pada layanan streaming yang ditawarkan oleh aplikasi ini mulai keputusan likuidasi diputuskan Singtel.
Baca Juga: Platform Streaming Iflix PHK Karyawan, Ternyata Ini Tujuannya
Hooq merupakan hasil dari joint-venture Sony Pictures, Warner Bros dan Singtel, didirikan pada tahun 2015 ketika kehadiran Netflix masih sedikit di Asia. Sebenarnya, HOOQ dapat mengambil kesempatan pada sistem distribusi dan jangkauan Singtel untuk mengirimkan film-film Hollywood, tv-series, dan juga program local lain ke pasar Asia.
Sebagai informasi, Singtel merupakan pemegang saham terbesar Hooq dengan persentase 76,5 persen. Hooq sendiri telah beroperasi di Singapura, Filipina, Thailand, Indonesia dan India. Hooq mengklaim bahwa layanannya telah digunakan oleh 80 juta pengguna, dan digadang sebagai pesaing utama Netflix.
Padahal, Hooq sebelumnya menggandeng sejumlah operator seluler seperti Smartfren dan Telkom, melalui sistem bundling dari pembelian paket kuota internet guna meningkatkan jumlah pelanggan.
Ada jutaan anak yang terkendala belajar online karena keterbatasan akses internet. Ada banyak tenaga medis yang tidak dibekali APD lengkap. Mari kita sama-sama sukseskan kampanye #AmanDiRumah untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Donasi Anda akan disalurkan untuk membantu pengadaan APD dan fasilitas pendidikan online anak-anak Indonesia. Informasi soal donasi klik di sini.
"Begini" - Google Berita
April 27, 2020 at 01:10PM
https://ift.tt/2y1DaTL
Undur Diri per 30 April Nanti, Begini Sejarah Terciptanya Hooq di Era Video Streaming - WartaEkonomi.co.id
"Begini" - Google Berita
https://ift.tt/2SRqpmF
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
No comments:
Post a Comment